Selasa, 22 Maret 2016

Rahasia Monas

Rahasia Monas 


Sesudah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta, Presiden Soekarno sejak mulai memikirkan pembangunan suatu monumen nasional yg setara dgn Menara Eiffel di Paris. Ketika itu Soekarno mau membangun suatu monumen di arena lapang serasi depan Istana Merdeka. Pembangunan monumen bertujuan mengenang perjuangan bangsa Indonesia terhadap musim revolusi kemerdekaan 1945. Dgn adanya monumen itu, Soekarno mengharapkan dapat konsisten membangkitkan semangat patriotisme generasi yg bakal datang. Terhadap tanggal 17 Agustus 1954 satu buahkomite nasional dibentuk & sayembara perancangan monumen nasional digelar terhadap thn 1955. Disaat itu terdapat 51 karya yg masuk, dapat namun cuma satu karya yg dibuat oleh Frederich Silaban yg memenuhi kriteria yg ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia & bisa berkukuh selagi berabad-abad. Sayembara ke-2 digelar terhadap thn 1960 namunsekali lagi tidak satupun dari 136 peserta yg memenuhi kriteria. Ketua tim penilai seterusnya meminta Silaban utk menunjukkan rancangannya terhadap Presiden Soekarno. Tetapi ketika itu Bung Karno kurang sreg dgn desain Silaban. Soekarno menginginkan monumen itu berbentuk lingga & yoni. Silaban setelah itu diminta mendesain monumen bersama tema seperti itu, dapat namun desainyg diajukan Silaban terlampaui luar biasa maka biayanya amat sangat gede & tak bisa ditanggung oleh biaya negeri, lebih-lebih keadaan ekonomi dikala itu lumayan jelek. Silaban dulu menolakmendesign bangunan yg lebih mungil, & menyarankan pembangunan ditunda sampai ekonomi Indonesia membaik. Soekarno yg tak senang menunggu dulu meminta arsitek RM Soedarsono buatmenyambung desain Silaban. Dulu Soekarno mengeluarkan ketetapan Presiden Republik Indonesia No. 214 Thn 1959 tanggal 30 Agustus 1959 berkenaan Pembentukan Panitia Monumen Nasional ygdiketuai oleh Kolonel Umar Wirahadikusumah, Komandan KMKB Jakarta Raya. Soedarsono memasukkan angka 17, 8 & 45, melambangkan 17 Agustus 1945 mengawali Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ke dalam design monumen itu. Tugu Peringatan Nasional ini setelah itu dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban & RM Soedarsono, & mulai sejak dibangun kepada17 Agustus 1961. Total bangunan Monas di desain oleh para arsitek Indonesia yakni Soedarsono, Frederich Silaban & Ir Rooseno. Terhadap tanggal 12 Juli 1975, Monas resmi di buka buat umum. Monas dibangun setinggi 132 meter & berbentuk lingga yoni. Semua bangunan ini dilapisi oleh marmer. Suatu elevator (lift) pun dibangun kepada pintu sudut selatan buat mengambil visitor menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang sekali angkut. Pelataran puncak Monas sanggup menampung lebih kurang 50 orang, pula terdapat teropong utk menonton panorama Jakarta lebih dekat. Terhadap sekeliling tubuh elevator terdapat tangga darurat yg terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, visitorbakal menikmati pemandangan seluruhnya penjuru kota Jakarta. Bahkan kalau keadaan cuaca cerah tidak dengan asap kabut, di arah ke selatan nampak dari kejauhan Gunung Salak di wilayah KabBogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas bersama pulau-pulau mungil. Di puncak Monas terdapat cawan yg mempermudah nyala lampu perunggu yg beratnya mencapai 14,5 ton & dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor ini berukuran tinggi 14 meter & berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bidang yg disatukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar